Dosa adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4), dan saya mencoba merenungkan sebuah hukum Allah yang eksplisit (karena jelas sekali di sana dikatakan “hukum yang terutama”, karena tidak ada hukum lain yang lebih utama dari kedua hukum tersebut)…takutnya saya berbuat dosa karena melanggar hukum Allah tersebut…
Tolong perhatikan Markus 12:29-31 = > 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Saya akan membahas hukum yang kedua, karena “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” menarik perhatian saya….dan lebih menarik perhatian saya lagi bila di negasikan menjadi“tidak mengasihi sesamamu manusia berarti tidak mengasihi diri sendiri”
Sederhananya, Kita akan “memenuhi kebutuhan sesama manusia” seperti Kita “memenuhi kebutuhan Kita sendiri”…bila Kita tidak rela “memenuhi kebutuhan sesama manusia” berarti Kita sedang tidak “memenuhi kebutuhan Kita sendiri”…berarti …bila Kita menyakiti sesama manusia…. sebetulnya Kita sedang menyakiti diri Kita sendiri…
DAN SEBERAPA BESAR KASIH KITA KEPADA ORANG LAIN AKAN MENCERMINKAN BESAR KASIH KITA KEPADA DIRI KITA SENDIRI….
Saya merenungkan konsep tersebut dengan dua buah analogi yang akan saya bagikan:
Analogi PERTAMA: Merokok
Kita tahu bahwa merokok itu merusak kesehatan (coba perhatikan peringatan pemerintah pada bungkus rokok…saya mengetahuinya karena dulu saya perokok), ..merokok itu merusak kesehatan diri kita sendiri…coba ikuti ke arah mana saya akan pergi…dan…kita juga tahu bahwa merokok di depan orang lain yang tidak merokok akan membuat orang itu menjadi perokok pasif…
Bila Kita mengasihi orang lain, Kita TIDAK akan merokok (di depan orang itu atau di mana pun juga), karena akan membuat dia menjadi perokok pasif dengan resiko buruk yang sama, bahkan lebih berat dari para perokok aktif…tetapi karena Kita TIDAK mengasihinya Kita merokok tanpa mempedulikan dirinya….
Kemudian, bagian “mengasihi diri sendiri”, seorang perokok secara sadar menyakiti dirinya sendiri, meracuni dirinya sendiri…jadi tanpa perlu berpanjang kata… kita sudah tahu bagaimana besar kasih perokok kepada diri sendiri…kecil bukan, kalau dapat dikatakan tidak ada kasih terhadap dirinya sendiri…(dalam hal merokok ya…)
Bisa dilihat kaitannya “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dalam kasus rokok ini??
Karena para perokok tidak mengasihi dirinya sendiri (dengan merokok aktif) … secara jujur dia juga tidak mengasihi orang lain (para perokok pasif dan juga perlu diperhitungkan pencemaran udara..)….
Ketika Kita tidak dapat mengasihi diri Kita sendiri, secara jujur dapat dikatakan bahwa Kita juga tidak dapat mengasihi orang lain…atau sebaliknya, ketika Kita tidak mengasihi orang lain, dapat kita lihat bahwa Kita sedang menyakiti diri Kita sendiri…
Tidak akan mungkin Kita katakan bahwa Kita mengasihi orang lain, bila Kita tidak mengasihi diri Kita sendiri….karena “Kita harus mengasihi orang lain SEPERTI diri kita sendiri…
Analogi lain : KESELAMATAN
Apakah Kita mengasihi diri Kita sendiri dalam hal keselamatan atau surga? Bila Kita katakan ya…pasti akan terlihat bahwa Kita pun akan mengasihi orang lain dalam hal keselamatan atau surga? Akan terlihat …bahwa Kita akan berusaha membawa orang lain percaya kepada Allah, berjuang untuk masuk surga…berbagi Injil, menegur kesalahan orang dan lain-lain…
Tetapi, bila Kita tidak berusaha untuk membuat orang lain percaya kepada Allah, memberitakan keselamatan yang kekal di dalam surga kepada orang lain…bisa dikatakan bahwa Kita pasti tidak mengasihi orang itu…dan dapat disimpulkan bahwa Kita sendiri sedang TIDAK MENGASIHI DIRI KITA SENDIRI dalam hal hidup yang kekal…ingat…”kasihilah sesamamu manusia (dalam hal keselamatan) seperti dirimu sendiri (dalam hal keselamatan)?” ..
Secara jujur … kita tidak seperti itu, kita tenggelam dalam kehidupan pribadi kita masing-masing, tidak peduli dengan orang lain (yang juga berarti “tidak peduli akan diri kita sendiri”)….
Begitu banyak perintah dalam Alkitab yang menuntut kita untuk memperhatikan keselamatan orang lain (Matius 28:19 berbicara tentang pemberitaan Injil (discussable)…Yehezkiel 3:17-21 berbicara “menjaga” sesama manusia…Galatia 6:1 berbicara tentang “menobatkan” sesama manusia…dan lain-lain)…dan bila kita tidak peduli dengan hal-hal tersebut, berarti membuat diri kita sebagai pelanggar perintah Allah..hilang deh keselamatan tersebut…(discussable)…jadi…
Tolong renungkan ya…firman yang kukutip di atas itu jelas, eksplisit..sedangkan penerapannya bukan masalah susah atau mudah …tetapi lebih cenderung ke arah mau atau tidak (willingness)…SAMA-SAMA BERJUANG BRO…GBU (maaf..terlalu banyak kata “kita”..)
SIGH….akhirnya keluar juga …tolong commentnya ya…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment