Renungan yang saya UJIKAN ini berkaitan dengan Menambahi dan MEngurangi firman Allah (Ulangan 4:2; Amsal 30:6; Yohanes 12:48: 1 Kor 4:6; 2 Yoh :9-11, Why 22:18-19).
Apakah kita lebih pintar dari Allah sehingga kita perlu menambahi atau mengurangi firman-Nya (Roma 11:34-35). Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memberikan analogi sbb:
Bila kita meminta seseorang untuk membeli sesuatu, kita akan mengharapkan dia membawa apa yang kita perintahkan, ada tiga keadaan/contoh kasus yang perlu kita pertimbangkan :
1. Bila kita meminta seseorang untuk membeli air mineral…..pilihan apakah yang ada baginya?
a. Dia dapat membeli air mineral dengan merk Aqua, Vit atau apa saja
b. Dia dapat membeli kemasan cup, botol, galon atau apa saja…
Pilihan bagi orang tersebut terbuka lebar, karena perintahnya bersifat umum, tidak cukup spesifik..
Apakah yang terjadi bila dia membeli air mineral Vit-botol?? Dia dikatakan masih memenuhi perintah yang diberikan..
Apakah yang terjadi bila dia membeli sebotol Coca-cola? Dia telah keluar dari perintah yang diberikan …menambahi dan mengurangi perintah…
2. Bila kita meminta seseorang untuk membeli air mineral merk Aqua…pilihan apakah yang ada?
a. Seharusnya dia membeli air mineral merk Aqua
b. Tapi dia masih dapat memilih untuk membeli air mineral Aqua kemasan cup, botol, atau galon..
Pilihan bagi orang tersebut mulai menyempit, karena perintahnya mulai spesifik…
Apakah yang terjadi bila dia membeli air mineral Aqua-botol?? Dia dikatakan masih memenuhi perintah yang diberikan..
Apakah yang terjadi bila dia membeli sebotol air mineral VIT? Dia telah keluar dari perintah yang diberikan …menambahi dan mengurangi perintah…
Satu pertanyaan : Bila kita telah memerintahkan untuk membeli air mineral MERK Aqua, apakah kita perlu memberikan perintah tambahan: JANGAN beli air mineral Vit, atau JANGAN beli permen…kita cenderung tidak akan melakukannya, kita akan menganggap bahwa dia mengerti perintah yang kita berikan, tidak perlu menambahi lagi..
3. Kasus 3: Bila kita meminta seseorang untuk membeli air mineral merk Aqua kemasan galon …pilihan apakah yang ada?
a. Dia harus membeli air mineral Aqua kemasan Galon
Pilihan bagi orang tersebut spesifik…
Apakah yang terjadi bila dia membeli air mineral Aqua-Galon?? Dia memenuhi perintah yang diberikan..
Apakah yang terjadi bila dia membeli sebotol air mineral merk Aqua ? Dia telah keluar dari perintah yang diberikan …menambahi dan mengurangi perintah…
SEKALI LAGI : Apakah kita harus memberikan perintah tambahan kepadanya :
1) JANGAN BELI air mineral merk VIT
2) JANGAN BELI air mineral Aqua kemasan cup atau botol
3) JANGAN BELI permen
4) JANGAN BELI mobil
5) Anda dapat melanjutkan dengan apa saja….
Apakah dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang diluar perintah yang telah diberikan otomatis menjadi “larangan”? Karena perintah yang diberikan bersifat eksklusif (spesifik)?
Bukankah demikian juga dengan firman Tuhan, contoh : Kita melihat perintah Tuhan kepada Nuh untuk membangun bahtera dengan kayu gofir (spesifiknya jenis kayu kayu gofir)
a) Apakah bahtera tersebut harus dibangun dengan kayu gofir? YA, perintah Allah berbunyi demikian..
b) Apakah kayu gofir itu boleh dipotong dengan gergaji, diangkut dengan kereta? Nuh harus berhikmat dengan hal itu.
c) Apakah Tuhan harus menambahkan perintah kepada Nuh, jangan bangun pakai kayu penaga?? Tidak, sudah cukup jelas perintah Tuhan, bersifat eksklusif: bahtera dibangun dengan kayu gofir.
Jadi, dapatkah disimpulkan bahwa : Karena Tuhan menyatakan kepada kita hal-hal tertentu (Ulangan 29:29) bukankah seharusnya kita jangan bermain-main dengan hal-hal yang tidak dinyatakan oleh-Nya?
Tapi, sejarah menyatakan kepada kita bahwa banyak kalangan yang mencoba untuk menambahi dan mengurangi firman Allah….dan hasilnya begitu banyak ajaran yang secara nyata berbeda dengan firman Tuhan…
Alkitab sendiri juga menyatakan bahwa manusia tidak asing dengan penambahan dan pengurangan terhadap firman Allah, godaan pertama yang dilancarkan iblis kepada Hawa adalah menambahi perintah Allah (Kejadian 3:1 – konsep “jangan”)..dan dosa pun terjadi…
Tolong uji Ibrani 11:6 yang menyatakan bahwa ..tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah …tetapi, iman yang bagaimana ??… Roma 10:17 menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan firman Kristus…BERARTI ..anda dapat berkenan kepada Allah, bila Anda mempunyai iman, iman yang didasarkan pada “mendengar” firman Allah….lalu bagaimana dengan kepercayaan/ iman yang TIDAK berdasarkan firman atau perintah Allah, apakah “iman” yang seperti itu akan berkenan kepada Allah?
Tolong diuji ya renungan tersebut..juga tolong uji diri masing-masing, apakah saya sedang berusaha lebih pintar dari TUhan sehingga "menasehati-Nya" mengenai apa yang baik dan yang salah?
Ingatlah apa yang terjadi dengan Nadab dan Abihu (Imamat 10:1-2):
Imamat 10:1-2Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka MEMPERSEMBAHKAN ke hadapan TUHAN api yang asing yang TIDAK DIPERINTAHKAN-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
Terpujilah Allah...atas waktu dan pemikiran dan hikmat-Nya yang sangat dalam ...
Thursday, January 15, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment